AURA SEJARAH JEMBATAN CINCIN DI TANAH SUMEDANG


Sumedang, kabupaten yang tidak asing lagi ditelinga penduduk pribumi Indonesia. Sumedang tempat dimana kuliner Tahu Sumedang dikembangkan dan menjadi kulinar idola seluruh masyarkat Indonesia. Banyak kisah sejarah yang tertanam di kota ini. Menjadi kota sorotan akan kuliner, wisata, dan potensi ekonomi yang terus berkembang pesat, dan sangat kreatif, Pemerintah Kabupaten Sumedang terus membangun potensi daerahnya. Selain kuliner yang menjadi ciri khas dari Kabupaten Sumedang, wisata pun menjadi icon penting di kabupaten sumedang. Dengan ini pemerintah kabupaten (Pemkab) Sumedang, terus mengasah dan menggali potensi daerahdalam segala aspek. Ini akan menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi pemerintah setempat, untuk menjadikan kota sumedang mampu bersaing dengan kota dan kabuten lain.

keindahan taman di Kabupaten Sumedang, Sumber kompasiana

Kota yang terkenal dengan tahu sumedang nya ini, juga menyimpan banyak tempat sejarah, bahkan sejak zaman penjajahan belanda. Selain itu banyak tempat wisata yang tidak kalah indah dan menarik yang menjadi perhatian masyarakat. Kota yang masih kental diselimuti aroma sejarah ini, mempunyai destinasi wisata yang bersejarah yang menjadi ciri khas dari kabupaten Sumedang. Jembatan Cincin, merupakan salah satu destinasi wisata bersejarah di kabupaten Sumedang. Kekhasan ini tampak pada kemegahan gaya arsitektur Eropa tempu dulu. Disebut sebagai Jembatan Cincin karena lengkungan-lengkungan yang ada menyerupai lingkaran cincin. Sekalipun tidak tidak melingkar layaknya cincin. Bangunan sejarah ini, sudah ada sejak zaman penjajahan belanda. Jatinangor, Sumedang tepatnya, pada saat zaman penjajahan belanda jatinangor merupakan kawasan daerah perkebunan teh dan pohon karet yang pada saat itu di kuasai oleh perusahaan swasta milik Belanda pada tahun 1841. Namun pada saat tahun 1918, Staat Spoorwagen Verenidge Spoorwegbedrijf, sebuah perusahaan kereta api milik belanda, membangun jembatan jalur rel kereta api, sebagai penghubung daerah Rancaekek-Tanjungsari yang disebut sebagai Jembatan Cikuda atau yang lebih dikenal sebagai Jembatan Cincin. Jembatan Cikuda, atau sering disebut jembatan cincin ini, menjadi poros roda penggerak hasil perkebunan teh dan karet pada zaman belanda. Jembatan ini terletak dikawasan desa Cikuda, yang terdiri tepat disamping fakultas FIKOM, kampus UNPAD Jatinangor.

Jembatan cincin ini mulai di bangun pada tahun 1918, dan resmi beroperasi pada tahun 1921. Jalur Rancaekek – Jatinangor – Tanjung Sari merupakan jalur utama pada saat itu, dan stasiun stasiun yang menunjang dan mensupport jalur ini adalah, Stasiun Rancaekek, Halte Bojongloa, Halte Jatinangor, Halte Cileles, dan Stasiun Tanjungsari. Namun jembatan ini adalah bukan jembatan asli milik belanda, melainkan di paksanya penduduk setempat untuk melakukan kerja rodi, penduduk tidak bisa berbuat banyak, karena takut di bunuh oleh penjajah belanda. Dan pada akhirnya jembatan cincin dibangun dengan persyaratan bahwa pembangunan jembatan ini tidak mengganggu komplek pemakaman di bawahnya.

Sesudah dibangun, rel kereta api ini menjadi jalan penghubung bagi Belanda untuk mengantarkan hasil perkebunan dari daerah Jatinangor ke Bandung, jembatan ini juga lah yang menjadi akses jalan terbaik dari daerah Tanjungsari ke Rancaekek. Pada awalnya memang kereta hanya digunakan untuk hasil perkebunan, namun, menurut Mulyana, kereta ini akhirnya digunakan juga sebagai transportasi bagi kedua warga negara.

jembatan Cikuda (jembatan cincin) pada zaman belanda, sumber jatinangorku


Jembatan Cincin yang terletak di ujung tanah padjajaran ini, beroprasi untuk menjadi poros roda penggerak perkebunan teh dan karet pada masa belanda saja. Berbeda saat jaman dimana jepang dating ke tanah air untuk menjajah. Beda dengan belanda, pada saat jepang memasuki bumi pertiwi ini, yaitu pada tahun 1952 sampai tahun1945, rel kereta yang ada di jembatan cincin ini di pindah oleh jepang ke daerah banten, untuk mengangkut batu bara. Kedatangan jepang di bumi pertiwi membawa perubahan besar kepada bangunan jembatan ini.

Keji dan keras nya kerja rodi pada masa kejayaan belanda menjajah Indonesia bisa di bayangkan, hanya memori kelam yang penuh dengan sejarah, perjuangan penduduk pribumi kala itu dalam membangun jembatan yang memiliki 11 tiang 10 lekukan yang membentuk layaknya cincin.

Kota bungsu di tanah padjajaran ini, sudah menyimpan cerita sedih di ballik kokohnya jembatan cincin yang masih berdiri di jatinangor itu. Sejarah yang begitu melekat pada wisata sejarah ini belum banyak di ketahui oleh penduduk setempat, bahkan masyarakat sumedang sekalipun, (dikutip dari media dan artikel), Nilai sejarah wisata jembatan cincin ini akan terus melekat, dan akan mencajdi icon penting dalam kabupaten sumedang. Namun seiring nya waktu kurangnya perhatian, jembatan cincin saat ini masih dalalm kondisi kurang terawat. Dilihat dari rusaknya tembok bangunan semen yang mulai terkelupas, jalanan nya tidak semulus dulu lagi, chat nya mengelupas. Layaknya berlian yang terbuang. Sayang sekali, peran penting jembatan cincin kepada penduduk sangat berpengaruh, selain menjadi penghubung bandung dengan sumedang, jembatan ini juga sering di gunakan aktifitas warga sekitar, dan mahasiswa UNPAD yang tinggal di sekitarnya. Dan selain itu jembatan ini juga menyambung kan antara daerah cikuda dengan Unervisitas Padjajaran.

Saat ini, jembatan Cikuda atau sering di sebut Jembatan Cincin sudah menajdi object wisata yang penuh dengan kenangan. Lalu, mampukah pemerintah kabupaten setempat mempertahankan, dan melesarikan Aroma sejarah yang begitu kental dengan wisata sejarah jembatan cincin ini?, ini akan terus menjadi pertanyaan, dan akan berubah menjadi sebuah harpan masyarkat.
Tidak hanya berperan penting dalam kehidupan masyarakat, jembatan ini juga memberikan nuansa indah, akan pemandangan. Bukan pemandangan biasa, jembtan ini menawarkan indah nya pemandangan sawah terasiring yang membuat hati tentram, anda juga biasa melihat komplek pemakaman, dan pemandangan daerah Jatinangor dari atas jembatan cincin ini. Selain keindahan – keindahan tersebut, anda juga bias melihat pemandangan Fakultas Ilmu Ekonomi (FIKOM) Unervisitas Padjajaran, dan fakultas – fakultas lainnya. Eksotisnya pemandangan dan udara yang di tawarkan pada wisata ini membuat daya tarik primadona tersendiri bagi masyarakat.

Dibalik sejarah yang kental, dan kokohnya bangunan Jembatan sejarah yang bergaya eropa etnik ini, mempunyai banyak kisah, bahkan saat ini jembatan Cincin sudah melegenda. Selain keindahan pemandangan dan view yang memanjakan mata, dan menenangkan hati, jembatan cincin ini mempunyai banyak fenoma dan kejadian mitos yang masih berkembang didalamnya.

Diceritakan dan dikutip dari beberapa media informasi, bahwa masyarakat sering melihat dan mendengar sosok wanita memakai baju merah dan suka terbang di atas jembatan tersebut, serta menangis dengan nada yang tinggi. Konon katanya, mengisahkan bahwa ada wanita yang pernah mengahiri hidup dengan melompat dar jembatan. Menurut sumber lain, yang di kutip dari beberapa artikel, jembatan ini juga mempunya mitos dan fenomena tentang sosok mbah jambrong, yang semasa hidupnya, menjadi orang yang disegani karena agama, dan kewibawaan semasa hidupnya.

Namun sayangnya pada saat ini kondisi jembatan ini tidak sepenuhnya baik. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap object object wisata bersejarah membuat Jembatan Cincin kurang terawat. Dengan adanya ini, masyarakat terus berharap agar pemerintah menjalankan program inovatif untuk mempertahankan icon sejarah.  Dengan negitu aroma kental sejarah yang melekat apada Kabupaten sumedang ini tidak akan pernah hilang dimakan usia.

jembatan cincin tempoe doeloe, sumber jatinagorku


Selain pemerintah peran penduduk lokal dan pengunjung sangat berpengaruh dalam merawat dan melestarikan peninggalan sejarah ini. Tidak ada salah nya kita ambil andil dalam melestarikan penginggalan sejarah. Seperti yang dikutip di beberapa artikel, banyak nya sampah yang tertimbun di sekitar jembatan membuat kondisi jembatan cincin tidak nyaman, selain itu, banyak coretan – coretan di dinding jembatan yang tidak sedap dipandang. Dengan ada nya ini, kesadaran dan kepedulian penduduk serta masyarakat ataupun pengunjung sangat penting, oleh karena itu kita wajib saling menjaganya.

Selain adanya Jembatan cincin di Jatinangor, Sumedang sebagai lokasi wisata bersejarah dan melegenda, daerah ini juga menjadi kawasan perlintasan, dan sudah seharusnya menjadi kecamatan percontohan di daerah Sumedang. Sempat di kutip Radar Sumedang, meskipun Jatinangor menjadi penyumbang pendapatan Asli Daerah (PAD), namun fasilitas social, dan umum masih belum memadahi dengan melihat kondisi jembatan cincin saat ini. Jembatan cincin saat ini pantas mendapat predikat sebagai bangunan Heritage. Terlepas dari cerita-cerita mistisnya, Jembatan Cincin yang legendaris ini tetap merupakan infrastruktur jadul yang perlu dijaga kelestariannya. Di siang hari, jembatan ini terlihat sangat menawan karena pemandangan sekitarnya yang sangat indah.

Jembatan Cincin, kini sudah menjadi legenda. Sejarah berdirinya jembatan ini patut kita kenang, sebagai layaknya berlian yang tersimpan. Tempat ini lah yang nanti nya  menjadi icon penting di Kabupaten Sumedang. Buah bibir yang terus bergema tentang peninggalan sejarah ini, Sumedang, kabupaten yang paling bungsu di tanah padjajaran tidak henti hentinya terus membenahi kekurangan disetiap sudut daerahnya. Padahal jika terawat, Jembatan Cincin bisa menjadi media untuk melihat hal panorama Keindahan Pedesaan seperti Sawah Dan Pegunungan. Atau stidaknya untuk menambah pengetahuan berbagai peninggalan sejarah dengan keindahan ukiran dan bentuknya.


penampakan gambar jembatan cincin saat ini, sumber kompasiana


Lokasi destinasi wisata yang begitu istimewa, dan bersejarah menjadi satu di kabupaten Sumedang ini. Tidak hanya jembatan cincin saja, banyak destinasi wisata yang bisa kita kunjungi. Tidak haya hiburan dan kesenangan semata, destinasi wisata di kabupaten ini banyak yang mengandung usur pendidikan, seajarah , dan legenda – legenda yang terdahulu. Dengan kita semakin mengenal dan lebih dekat dengan sejarah negara kita, semakin melekat kita kepada bumi pertiwi ini.

Dengan adanya ini, kami semua berharap kabupaten sumedang akan terus berkembang dengan seiring maju nya zaman. Semoga perpaduan pemerintah kabupaten (Pemkab) setempat dan masyarkat bisa menyatu untuk melestarikan wisata yang menjadi primadona masyakat. Kabupaten yang sangat strategis, bepontensi tinggi, serta inovasi – inovasi yang kreatif bisa membuat  si bungsu dari tanah padjajaran menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di tanah padjajaran.

Lebih dekat dengan  Kabupaten Sumedang, kota yang kental akan aroma sejarah dan peninggalannya, semoga akan terus berkembang untuk menjadi Kabupaten berpotensi tinggi terhadapa kebutuhan masyarakat secara universal. Jatinangor, pantas untuk menjadi etalase kabupaten sumedang ini. Jatinangor, daerah atau kecamatan penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar, semoga akan tetap lestari dan membhana menjadi primadona masyarkat Indonesia “Jembatan cincin”, begitulah sebutannya, wisata yang bersejarah, eksotis, juga terlupakan. Mari kita lestarikan peninggalan – peninggalan sejarah ini, kalau bukan kita siapa lagi ?

*dikutip dari beberapa sumber, artikel, media cetak*


Sumber :
  1. https://www.kabarpenumpang.com/secercah-cerita-di-balik-jembatan-cincin-yang-melegenda/
  2. https://www.jatinangorku.com/misteri-dunia-ghaib-jembatan-cincin-jatinangor.html
  3. https://radarsukabumi.com/berita-utama/horornya-jembatan-cincin-jatinangor-saat-maghrib-menjelang/
  4. https://id.wikipedia.org/wiki/Jalur_kereta_api_Rancaekek%E2%80%93Tanjungsari
  5. https://id.wikipedia.org/wiki/Jatinangor,_Sumedang